Alumni Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Khusnul Fatimah, S.Pd, M.Pd  meraih Juara 1 Lomba Guru Kreatif

Alumni Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Khusnul Fatimah, S.Pd, M.Pd meraih Juara 1 Lomba Guru Kreatif

Informasi Lainya

Inovasi Gabungkan Pembelajaran Berdiferensiasi dan Teknologi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bersama tim kreatif madrasah dan mengangkat judul video ‘Pembelajaran Berdiferensiasi Berbasis Mobile Learning pada Pembelajaran Teks Cerpen Kelas IX’,  nama Khusnul Fatimah, S.Pd, M.Pd kian dikenal.

Video pembelajaran tersebut memberikan sebuah inovasi pembelajaran pada kurikulum merdeka dengan menggunakan kemajuan IT yang ditunjukkan dengan mobile learning.

Mobile Learning inilah, ia rancang sendiri dengan memanfaatkan google site yang dipadukan dengan pemakaian smartphone (HP) untuk pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan gaya belajar siswa. Yaitu visual, auditori, dan kinestetik.

“Untuk Pemakaian HP, saya  lihat lebih friendly pada siswa karena dekat dengan kehidupan mereka. Sehingga saya berharap pembelajaran bisa berjalan dengan menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan bermakna,” ujarnya kepada Malang Posco Media, Senin, (2/12) kemarin.

Ia  menyampaikan, bahwa  bahan ajar tersebut  telah diuji dan dipertanggungjawabkan di depan para dosen Unisma pada prodi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia sebagai tugas akhir menyelesaikan Pendidikan S2.

“Alhamdulilah, saya menempuh Pendidikan S2 ini hasil dari seleksi program Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB)  Kemenag RI yang bekerja sama dengan pihak LPDP tahun 2022 lalu. Alhamdulillah Oktober 2024 lalu, saya sudah di wisuda dengan IP 4,0 dan menjadi wisudawan terbaik,” ujarnya.

Khusnul  menjelaskan, dalam keikutsertaan Lomba Guru Inspiratif tersebut terdapat beberapa  syarat yang menjadi tantangan untuk memenuhi kriteria. Yakni mengumpulkan Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Guru dari Lembaga Pendidikan dibawah naungan Nahdlatul Ulama’ (NU), mengirim  surat rekomendasi lembaga, memiliki karya akademik atau nonakademik, membuat modul ajar, membuat video pembelajaran dengan durasi maksimal 30 menit, dan aktif dalam kegiatan sosial.

Acara yang digelar oleh PCNU Kota Batu ini mempertemukan para guru dari seluruh Lembaga yang ada di bawah naungan LP Ma`arif NU Kota Batu untuk mencari bibit dalam meningkatkan kualitas pendidikan pada kaum nahdliyin.

“Kompetisi tersebut diikuti oleh SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK yang berjumlah 23 lembaga, dengan tujuan menjawab tantangan di era digital yang semakin diwarnai oleh konten dari kreator dan influencer serta pendidikan yang menggaungkan kurikulum merdeka. Harapannya bisa memfasilitasi semua kebutuhan siswa berdasarkan karakteristik masing-masing,” ujarnya.

Khusnul merupakan tenaga pendidik yang aktif dalam membuat metode belajar. Tidak heran jika ia mampu menjadi guru inovatif. Beberapa karya akademik maupun non akademik sudah ia terbitkan. Di antaranya pada karya akademik, ia telah mengirimkan 17 hasil karya terdiri dari sembilan bahan dan materi ajar serta delapan artikel pada jurnal yang terindeks Sinta 2,3, dan 4.

Pada karya non akademik, dia telah mengirim karya terdiri dari empat opini yang sudah termuat di Malang Posco Media, 11 puisi atau cerpen pada buku antologi, dan dua materi di beberapa workshop dan pelatihan.

Selain itu, Khusnul juga aktif pada kegiatan sosial saat masih duduk di bangku SMA/MA hingga sekarang. Saat ini ia menjadi wakil ketua Fatayat NU Ranting Temas 1, Wakil Kepala TPQ Syifaul Qulub 2, bendahara MGMP Bahasa Indonesia Kota Batu, bendahara Yayasan Bumiaji Panatagama, bendahara DPD GIAN, pengurus Pagar Nusa Kota Batu, anggota relawan cinta lingkungan, dan anggota KSR PMI Kota Batu.  Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan bentuk merefresh diri dan belajar ilmu lebih banyak lagi.

“Bertemu, berkumpul, dan menambah jejaring sosial di berbagai macam organisasi adalah bentuk rekreasi, refreshing, dan ajang menambah ilmu serta pengalaman yang tidak bisa ternilai harganya,” ucapnya.

Tentunya pencapaian tersebut tidak lepas dari peran orang-orang yang ada di sekitarnya. Suami yang selalu mendukung profesi sebagai guru ini, mengalir pada pengertian dua anak laki-lakinya yang sangat pengertian dan memahami aktivitasnya. Selain itu, saudara dan teman-teman yang sefrekuensi membuat motivasi yang sangat kuat dan mewujudkan daya juang yang tinggi untuk terus berbenah dan memperbaiki diri.

“Dengan menggabungkan pembelajaran berdiferensiasi dan teknologi,kami ingin menjangkau siswa dengan seluruh kompetensi dan karakteristik yang dimilikinya untuk dapat mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan capaian pembelajaran yang diharapkan. Sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai,” pungkasnya. (hud/van)
Ket: berita diambil dari Malang Posco Media

Tingkatkan Kualitas Penelitian, Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unisma Mengadakan Klinik Penyusunan Proposal

Tingkatkan Kualitas Penelitian, Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unisma Mengadakan Klinik Penyusunan Proposal

Informasi Lainya

Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pascasarjana, Universitas Islam Malang (Unisma) usai selenggarakan kegiatan “Pendampingan dan Klinik Proposal Penelitian dan Pengabdian bagi Dosen Program Pascasarjana Universitas Islam Malang” pada Selasa, (17/09).

 

 

 

 

 

 

 

 

Digelar secara hybrid, acara ini menghadirkan narasumber Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. Ia merupakan Koordinator Program Studi S2 Linguistik Terapan di Universitas Negeri Jakarta.

Acara dibuka oleh Direktur Program Pascasarjana Prof. H.M. Mas’ud Said, M.M., Ph.D. Ia menekankan, seluruh pengajar dan dosen yang mengikuti klinik penyusunan proposal dapat melakukan riset secara keberlanjutan. “Selain untuk mendorong produktivitas segenap dosen, acara ini juga sebagai upaya meningkatkan kualitas proposal penelitian dan pengabdian yang telah dilakukan,’ harapnya.

Dipandu oleh moderator, Dr. Ari Ambarwati, M.Pd. kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proposal penelitian dan pengabdian dosen, dengan fokus pada pengembangan penelitian fundamental dan terapan. Novi mengawali presentasinya dengan menjelaskan ciri-ciri penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis terhadap proposisi-proposisi hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan terdapat antar gejala.

“Sistematis berarti penelitian dilakukan secara sistemik dan terencana. Terkontrol, setiap aktivitas yang dilakukan pada masing-masing tahapan dapat dikontrol dengan baik. Sementara empiris, sesuai dengan realita, bukan yang ada dalam pikiran peneliti. Kritis, memiliki semangat dekonstruksi atas kajian bangunan teoretik sebelumnya,” ujar Novi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selanjutnya, Novi juga memberikan paparan terkait bidang fokus, tema dan topik riset prioritas. Ia menyebutkan, dalam bidang sosial-humaniora, seni budaya dan pendidikan terdapat sub-kajian yang dapat ditelaah lebih spesifik.

“Seperti pembangunan dan penguatan sosial budaya, sustainable mobility, penguatan media sosial, ekonomi dan sumber daya manusia, pengarusutamaan gender dalam pembangunan, seni, identitas, kebudayaan dan karakter bangsa, kearifan lokal dan pariwisata dan ekonomi kreatif,” tambahnya.

Novi menegaskan, terdapat poin-poin penilaian substansi yang akan ditekankan oleh para reviewer. Seperti rekam jejak, relevansi kepakaran pengusul dengan tema proposal dan jumlah kolaborator publikasi internasional bereputasi.

“Urgensi penelitian juga mempunyai bobot penting dalam kelayakan proposal di hadapan reviewer, seperti ketajaman perumusan masalah, inovasi pendekatan dalam memecahkan masalah, kebaruan dan akurasi peta jalan (road map) penelitian,” sambung Novi.

Tak lupa, sebagai peneliti sekaligus pengajar yang menghabiskan waktu sekitar dua puluh tahun dalam melakukan kerja-kerja riset di Banyuwangi, Novi mencontohkan beberapa penelitiannya. Salah satunya yang berjudul, “Pewarisan Seni Tradisi Gandrung Banyuwangi dan Jaipong Karawang Berbasis Teknologi Digital dan Kearifan Lokal (penelitian terapan hilirisasi 2022-2023).

“Dalam penelitian di atas, urgensi penelitiannya adalah kecenderungan umum mengenai seni tradisi yang terus mengalami perubahan, pembaruan dan menyimpang dari pakem. Melalui pemanfaatan teknologi digital, memungkinkan pewarisan menjangkau masyarakat yang lebih luas, lintas ruang dan waktu, serta mengutamakan partisipasi masyarakat dan kearifan lokal,” terang Guru Besar yang terkenal dengan penelitian Suku Using-nya tersebut.

Seusai pemaparan materi, acara yang diikuti oleh sekitar 21 dosen tersebut berlanjut dengan diskusi interaktif antara narasumber dan audience. Diharapkan, audience yang dalam hal ini adalah para pengajar atau dosen, dapat mengambil pengetahuan dan panduan dari narasumber secara menyeluruh.

 

 

 

 

 

 

 

 

Nantinya, dalam penyusunan proposal, narasumber akan memberikan konsultasi langsung kepada peserta terkait proposal yang sedang digarap.

Melalui program ini, Universitas Islam Malang berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan kapasitas akademis para dosen, sekaligus mendorong kontribusi lebih besar dalam dunia pendidikan dan penelitian di Indonesia.

Pascasarjana UNISMA Lakukan Kunjungan Kerja ke Konsulat Indonesia di Songkhla, Thailand

Pascasarjana UNISMA Lakukan Kunjungan Kerja ke Konsulat Indonesia di Songkhla, Thailand

Informasi Lainya

 

 

 

 

 

 

 

 

Songkhla, Thailand — Pada 4 September 2024, perwakilan dari Program Magister Pendidikan Bahasa Indonesia dan Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas Islam Malang (UNISMA), Dr. Surya Sari Faradiba, M.Pd., dan Dr. Akhmad Tabrani, M.Pd., melakukan kunjungan resmi ke Konsulat Republik Indonesia di Songkhla, Thailand. Delegasi tersebut disambut hangat oleh Bapak Mohammad Rizky Safary.

Selama kunjungan ini, tercapai kesepakatan penting terkait pelaksanaan program Kandidat Magister Mengabdi (KSM) internasional. Program ini merupakan inisiatif pengabdian masyarakat yang mirip dengan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Indonesia, namun dirancang untuk mahasiswa internasional. Melalui program ini, para mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk mengajar di sekolah-sekolah di wilayah Selatan Thailand, berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di daerah tersebut.

“Ini adalah inisiatif yang baik dari UNISMA, dan kami mendukung program ini untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dari Indonesia,” kata Rizky Safari.

Kunjungan ini tidak hanya mempererat hubungan antara UNISMA dan Konsulat Indonesia di Songkhla, tetapi juga membuka peluang baru bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman internasional di bidang pendidikan.

“Kami berharap mahasiswa yang mengikuti KSM dapat meraih peluang yang lebih luas, terutama dari Thailand,” ujar Faradiba.

Program ini diharapkan segera diluncurkan, menandai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat kerjasama internasional antara Indonesia dan Thailand.