Tingkatkan Kualitas Penelitian, Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unisma Mengadakan Klinik Penyusunan Proposal

Tingkatkan Kualitas Penelitian, Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unisma Mengadakan Klinik Penyusunan Proposal

Informasi Lainya

Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Pascasarjana, Universitas Islam Malang (Unisma) usai selenggarakan kegiatan “Pendampingan dan Klinik Proposal Penelitian dan Pengabdian bagi Dosen Program Pascasarjana Universitas Islam Malang” pada Selasa, (17/09).

 

 

 

 

 

 

 

 

Digelar secara hybrid, acara ini menghadirkan narasumber Prof. Dr. Novi Anoegrajekti, M.Hum. Ia merupakan Koordinator Program Studi S2 Linguistik Terapan di Universitas Negeri Jakarta.

Acara dibuka oleh Direktur Program Pascasarjana Prof. H.M. Mas’ud Said, M.M., Ph.D. Ia menekankan, seluruh pengajar dan dosen yang mengikuti klinik penyusunan proposal dapat melakukan riset secara keberlanjutan. “Selain untuk mendorong produktivitas segenap dosen, acara ini juga sebagai upaya meningkatkan kualitas proposal penelitian dan pengabdian yang telah dilakukan,’ harapnya.

Dipandu oleh moderator, Dr. Ari Ambarwati, M.Pd. kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proposal penelitian dan pengabdian dosen, dengan fokus pada pengembangan penelitian fundamental dan terapan. Novi mengawali presentasinya dengan menjelaskan ciri-ciri penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis terhadap proposisi-proposisi hipotesis tentang hubungan yang diperkirakan terdapat antar gejala.

“Sistematis berarti penelitian dilakukan secara sistemik dan terencana. Terkontrol, setiap aktivitas yang dilakukan pada masing-masing tahapan dapat dikontrol dengan baik. Sementara empiris, sesuai dengan realita, bukan yang ada dalam pikiran peneliti. Kritis, memiliki semangat dekonstruksi atas kajian bangunan teoretik sebelumnya,” ujar Novi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selanjutnya, Novi juga memberikan paparan terkait bidang fokus, tema dan topik riset prioritas. Ia menyebutkan, dalam bidang sosial-humaniora, seni budaya dan pendidikan terdapat sub-kajian yang dapat ditelaah lebih spesifik.

“Seperti pembangunan dan penguatan sosial budaya, sustainable mobility, penguatan media sosial, ekonomi dan sumber daya manusia, pengarusutamaan gender dalam pembangunan, seni, identitas, kebudayaan dan karakter bangsa, kearifan lokal dan pariwisata dan ekonomi kreatif,” tambahnya.

Novi menegaskan, terdapat poin-poin penilaian substansi yang akan ditekankan oleh para reviewer. Seperti rekam jejak, relevansi kepakaran pengusul dengan tema proposal dan jumlah kolaborator publikasi internasional bereputasi.

“Urgensi penelitian juga mempunyai bobot penting dalam kelayakan proposal di hadapan reviewer, seperti ketajaman perumusan masalah, inovasi pendekatan dalam memecahkan masalah, kebaruan dan akurasi peta jalan (road map) penelitian,” sambung Novi.

Tak lupa, sebagai peneliti sekaligus pengajar yang menghabiskan waktu sekitar dua puluh tahun dalam melakukan kerja-kerja riset di Banyuwangi, Novi mencontohkan beberapa penelitiannya. Salah satunya yang berjudul, “Pewarisan Seni Tradisi Gandrung Banyuwangi dan Jaipong Karawang Berbasis Teknologi Digital dan Kearifan Lokal (penelitian terapan hilirisasi 2022-2023).

“Dalam penelitian di atas, urgensi penelitiannya adalah kecenderungan umum mengenai seni tradisi yang terus mengalami perubahan, pembaruan dan menyimpang dari pakem. Melalui pemanfaatan teknologi digital, memungkinkan pewarisan menjangkau masyarakat yang lebih luas, lintas ruang dan waktu, serta mengutamakan partisipasi masyarakat dan kearifan lokal,” terang Guru Besar yang terkenal dengan penelitian Suku Using-nya tersebut.

Seusai pemaparan materi, acara yang diikuti oleh sekitar 21 dosen tersebut berlanjut dengan diskusi interaktif antara narasumber dan audience. Diharapkan, audience yang dalam hal ini adalah para pengajar atau dosen, dapat mengambil pengetahuan dan panduan dari narasumber secara menyeluruh.

 

 

 

 

 

 

 

 

Nantinya, dalam penyusunan proposal, narasumber akan memberikan konsultasi langsung kepada peserta terkait proposal yang sedang digarap.

Melalui program ini, Universitas Islam Malang berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan kapasitas akademis para dosen, sekaligus mendorong kontribusi lebih besar dalam dunia pendidikan dan penelitian di Indonesia.

Pascasarjana UNISMA Lakukan Kunjungan Kerja ke Konsulat Indonesia di Songkhla, Thailand

Pascasarjana UNISMA Lakukan Kunjungan Kerja ke Konsulat Indonesia di Songkhla, Thailand

Informasi Lainya

 

 

 

 

 

 

 

 

Songkhla, Thailand — Pada 4 September 2024, perwakilan dari Program Magister Pendidikan Bahasa Indonesia dan Pendidikan Matematika di Program Pascasarjana Universitas Islam Malang (UNISMA), Dr. Surya Sari Faradiba, M.Pd., dan Dr. Akhmad Tabrani, M.Pd., melakukan kunjungan resmi ke Konsulat Republik Indonesia di Songkhla, Thailand. Delegasi tersebut disambut hangat oleh Bapak Mohammad Rizky Safary.

Selama kunjungan ini, tercapai kesepakatan penting terkait pelaksanaan program Kandidat Magister Mengabdi (KSM) internasional. Program ini merupakan inisiatif pengabdian masyarakat yang mirip dengan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Indonesia, namun dirancang untuk mahasiswa internasional. Melalui program ini, para mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk mengajar di sekolah-sekolah di wilayah Selatan Thailand, berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan di daerah tersebut.

“Ini adalah inisiatif yang baik dari UNISMA, dan kami mendukung program ini untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dari Indonesia,” kata Rizky Safari.

Kunjungan ini tidak hanya mempererat hubungan antara UNISMA dan Konsulat Indonesia di Songkhla, tetapi juga membuka peluang baru bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman internasional di bidang pendidikan.

“Kami berharap mahasiswa yang mengikuti KSM dapat meraih peluang yang lebih luas, terutama dari Thailand,” ujar Faradiba.

Program ini diharapkan segera diluncurkan, menandai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan memperkuat kerjasama internasional antara Indonesia dan Thailand.