Workshop Peningkatan Kapasitas Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa

Workshop Peningkatan Kapasitas Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa

Info Akademik, Informasi Lainya, Seminar/Workshop/Simposium/Diklat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Komitmen untuk Pendidikan dan Produktivitas mahasiswa Pascasarjana dan pengembangan Program studi, Pascasarjana mengundang seluruh mahasiswa untuk mengikuti Workshop Peningkatan Kapasitas Penulisan Karya Ilmiah sekaligus Halal Bihalal Program Pascasarjana Unisma ada

Hari, tanggal: Sabtu, 11 Mei 2024
Pukul : 09.00 s.d 12.30 WIB
Tempat : Hall KH. Abdurrahman Wahid, Gedung Pascasarjana lantai 7

 

Rektor Unisma: Lulusan Unisma Harus Menjadi Muharrik dan Mujaddid di Lingkungannya

Rektor Unisma: Lulusan Unisma Harus Menjadi Muharrik dan Mujaddid di Lingkungannya

Informasi Lainya

Rektor Universitas Islam Malang (Unisma), Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si, menyampaikan bahwa lulusan Unisma harus menjadi muharrik (penggerak) dan mujaddid (pembaharu) di lingkungannya masing-masing. Pesan ini disampaikan pada acara Pelepasan Wisudawan ke-72 yang berlangsung pada 6 Januari 2024, di Gedung Pascasarjana lantai 7.

Dalam sambutannya, Prof. Maskuri berharap agar setiap lulusan Unisma tidak hanya menjadi ahli dalam bidang keilmuan mereka, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu menciptakan lingkungan sekitarnya menjadi lebih baik.

“Menjadi muharrik adalah tanggung jawab individu terhadap keilmuan yang dimiliki, amanah yang diemban, dan tangung jawab moral terhadp masyarakat. Dengan menjadi muharrik, lembaga yang melibatkan saudara akan terbentuk perubahan positif dan tercipta iklim kemajuan,” ungkapnya.

Baca pula Rektor Unisma Berikan Proses Kunci Kesuksesan untuk Wisudawan Pascasarjana

Lebih lanjut, guru besar Pendidikan Agama Islam ini juga mengajak para alumni untuk menjadi mujaddid di lingkungan mereka. Menjadi mujaddid, menurut Prof. Maskuri, berarti berpikir dan berkontribusi dengan ide-ide baru yang memiliki manfaat yang lebih luas dan lebih baik bagi masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pascasarjana Unisma, Prof. Masud Said, MM., Ph.D, juga menyampaikan pentingnya kemampuan institusional. Dijelaskan bahwa kemampuan institusional adalah kumpulan terpadu dari orang, proses, dan teknologi yang menciptakan nilai dengan membantu perusahaan secara konsisten melakukan sesuatu lebih baik daripada pesaing.

“Kunci penting dalam mengembangkan kemampuan institusional adalah dengan VECTOR, yang terdiri dari: Vision and Leadership (visi dan kepemimpinan), Employees (karyawan), Culture and Mindset (budaya dan kerangka berfikir), Technology, Organization, dan Routine (Rutinitas)” tambah Prof. Masud Said.

Semua pesan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi para lulusan Unisma untuk terus berkembang dan berkontribusi positif dalam membawa perubahan di lingkungan mereka, serta menerapkan konsep VECTOR sebagai landasan pengembangan kemampuan institusional di berbagai aspek kehidupan. (AL/PPS)

Universitas Islam Malang mengukuhkan dua guru besar: bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, bidang Ilmu Hortikultura.

Universitas Islam Malang mengukuhkan dua guru besar: bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, bidang Ilmu Hortikultura.

Informasi Lainya

Universitas Islam Malang mengukuhkan dua guru besar bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu Prof. Dr. Dyah Werdiningsih, M.Pd. dan Prof. Dr. Ir. Mahayu Woro Lestari, MP.  Bidang Ilmu Hortikultura. Keduanya dikukuhkan oleh Rektor Unisma, Prof. Dr. Maskuri, M.Si. Pengukuhan ini diselenggarakan di Hall Gusdur, Gedung Ali bin Abi Tholib lantai 7.

Dalam hal ini Prof. Dr. Dyah Werdiningsih, M.Pd. menyampaikan, setiap dosen punya kesempatan yang sama menjadi Guru Besar. Butuh ketekunan dan tanggung jawab yang besar. Terutama dalam menjalankan tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Sebagai insan perguruan tinggi hendaknya mengerjakan tanggung jawab semaksimal mungkin. Salah satunya tugas penelitian.

Dari hasil penelitian dan publikasi akan  berimplikasi pada kemajuan institusi kampus.

“Jabatan Guru Besar ini hasil dari ketekunan dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas Tridharma Perguruan Tinggi. Semua dosen punya kesempatan yang sama,” katanya.

Dalam acara Pengukuhan Guru Besar hari ini, Prof Dyah menyampaikan orasi ilmiah dengan judul Mencintai Bumi Melalui Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) Berwawasan Ekoliterasi.

“Judul tersebut merupakan refleksi pemikiran saya sebagai insan pembelajar berdasarkan hasil penelitian bidang inovasi pembelajaran BSI,” ujarnya.

Dia berharap dari orasi yang akan disampaikannya itu dapat meningkatkan pemahaman dan kepedulian akan pentingnya dunia pendidikan dalam berkontribusi pada upaya meningkatkan pemahaman, kesadaran, sikap, dan perilaku positif siswa terhadap upaya pelestarian lingkungan. Khususnya melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, sekaligus mendorong peningkatan upaya komprehensif untuk mengurangi risiko dari ancaman bagi keberlanjutan ekosistem global dan kehidupan manusia.

“Pendidikan lingkungan sangat penting. Banyak ayat dalam Alquran yang mengingatkan untuk tidak merusak lingkungan. Dan Allah menegaskan bahwa selama ini kerusakan yang terjadi di bumi karena ulah dari manusia sendiri. Maka pembelajaran lingkungan di sekolah merupakan wujud dari syukur dan ketaatan kita pada perintah Allah,” pungkasnya.